Bagi wanita hamil, Gangguan Refluks Asam (GERD) bukan hanya masalah kesehatan biasa. Dampaknya bisa sangat besar terhadap kesejahteraan ibu dan janin, namun ada langkah aman untuk mengelolanya.
Gangguan Refluks Asam (GERD) dapat memberikan dampak yang signifikan pada wanita hamil karena perubahan fisik dan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Salah satu gejala utama GERD adalah sensasi terbakar di dada atau mulas yang seringkali muncul setelah makan atau saat berbaring.
Selain itu, GERD dapat memengaruhi wanita hamil secara berbeda karena perubahan fisik dan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Salah satu faktor utama adalah peningkatan tekanan pada lambung karena pertumbuhan janin, yang dapat menyebabkan asam lambung lebih mudah naik ke kerongkongan.
Dengan memahami penyebabnya atau potensi dampak GERD terhadap kesehatan janin, wanita hamil dapat mengambil langkah-langkah untuk mengelola GERD dan menjalani kehamilan dengan lebih nyaman.
Potensi Dampak GERD pada Kesehatan Janin
GERD yang tidak terkontrol selama kehamilan dapat berpotensi memberikan dampak negatif pada kesehatan janin. Beberapa dampak potensial yang dapat terjadi adalah sebagai berikut:
Pertumbuhan Janin yang Terhambat
Asam lambung yang naik ke kerongkongan dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan dan membuat ibu hamil merasa tidak nyaman. Hal ini bisa mengganggu asupan nutrisi yang diperlukan oleh janin, yang pada gilirannya dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin.
Preeklampsia
GERD yang tidak terkontrol juga dapat meningkatkan risiko terjadinya preeklampsia, sebuah kondisi serius yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan adanya protein dalam urine. Preeklampsia dapat berdampak buruk pada kesehatan ibu hamil dan janin.
Prematuritas
Penyakit refluks asam yang parah selama kehamilan juga dapat meningkatkan risiko persalinan prematur, di mana bayi lahir sebelum mencapai usia kehamilan yang cukup. Bayi prematur memiliki risiko komplikasi kesehatan yang lebih tinggi.
Iritasi pada Saluran Pernapasan Janin
Asam lambung yang naik ke kerongkongan juga dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan janin, yang dapat meningkatkan risiko masalah pernapasan setelah kelahiran.
Pengelolaan Gejala GERD selama Kehamilan
Pengelolaan gejala GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) selama kehamilan dapat dilakukan dengan berbagai cara yang aman untuk ibu hamil dan janin. Berikut adalah panduan umum untuk mengelola gejala GERD selama kehamilan:
1. Perubahan Gaya Hidup
Makan dalam porsi kecil tapi sering untuk mengurangi tekanan pada lambung. Hindari makanan dan minuman yang memicu GERD, seperti makanan berlemak, pedas, berkarbonasi, dan kafein.
Hindari makan malam terlalu larut malam atau segera sebelum tidur. Tidur dengan kepala lebih tinggi dari tubuh untuk mencegah asam lambung naik ke kerongkongan. Hindari mengenakan pakaian ketat yang dapat menekan perut.
2. Makanan Sehat
Konsumsi makanan yang sehat dan seimbang, termasuk buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan protein rendah lemak. Hindari makanan pedas, berlemak, berkarbonasi, serta cokelat dan minuman berkafein.
3. Pertimbangkan Suplemen
Beberapa suplemen seperti gula licorice dan mastic gum telah dikaitkan dengan bantuan dalam mengatasi gejala GERD, namun konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsinya selama kehamilan.
4. Obat-obatan
Jika gejala GERD tidak terkontrol dengan perubahan gaya hidup, dokter mungkin meresepkan obat-obatan yang aman untuk dikonsumsi selama kehamilan, seperti antasida atau obat resep yang mengurangi produksi asam lambung.
GERD dapat memengaruhi wanita hamil secara signifikan, namun dengan manajemen yang tepat, gejala dapat dikendalikan dan risiko dampak negatif pada kesehatan janin dapat diminimalkan.
Dengan pengelolaan yang tepat, gejala GERD selama kehamilan dapat dikendalikan sehingga ibu hamil dapat menjalani kehamilan dengan lebih nyaman dan sehat. Selain itu, konsultasikan selalu dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang sesuai dan aman selama kehamilan.(idm)
Baca Juga Artikel Sebelumya: