Puasa Ramadan: Mengelola Risiko Refluks Asam dengan Bijak

Bagikan Artikel Ini

Bagi beberapa orang, berpuasa bisa membuat masalah pencernaan seperti refluks asam jadi lebih beresiko. Penting untuk memahami bagaimana kondisi tersebut terjadi agar mengetahui bagaimana cara mengatasinya.

Puasa Ramadan merupakan ibadah umat Muslim berpuasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari, menahan diri dari makan, minum, dan aktivitas lain yang dapat mengurangi nilai ibadah puasa. Puasa Ramadan tidak hanya memiliki nilai ibadah yang tinggi, tetapi juga memberikan manfaat bagi kesehatan, termasuk kesehatan lambung.

Gangguan kesehatan lambung, seperti refluks asam, dapat mengganggu kenyamanan dan kualitas hidup seseorang. Dalam konteks puasa Ramadan, menjaga kesehatan lambung menjadi sangat penting karena perubahan pola makan dan gaya hidup selama bulan puasa dapat memengaruhi kondisi lambung.

Oleh karena itu, penting bagi umat Muslim untuk memahami bagaimana puasa Ramadan dapat memengaruhi kesehatan lambung dan bagaimana cara mengatasinya agar tetap sehat selama menjalankan ibadah puasa.

Proses Pencernaan pada Waktu Puasa

Proses pencernaan pada waktu puasa berbeda dengan saat kita tidak sedang berpuasa. Ketika berpuasa, tubuh tidak menerima makanan atau cairan selama beberapa jam, yang memengaruhi proses pencernaan secara keseluruhan.

Namun, tubuh masih menjalankan proses pencernaan meskipun tidak ada asupan makanan baru. Lambung masih menghasilkan asam lambung dan enzim pencernaan untuk mencerna makanan yang mungkin masih tersisa di dalam lambung.

Selain itu, tubuh juga menggunakan cadangan energi yang disimpan dalam bentuk glikogen di hati dan otot untuk mempertahankan fungsi tubuh. Proses pencernaan pada waktu puasa bisa membantu membersihkan lambung dari sisa-sisa makanan yang mungkin masih ada. 

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Refluks Asam saat Berpuasa

Puasa Ramadan dapat meningkatkan risiko refluks asam karena beberapa faktor berikut:

  1. Perubahan Pola Makan: Selama bulan puasa, pola makan seseorang berubah karena hanya dapat makan saat sahur dan berbuka. Makanan yang dikonsumsi mungkin lebih banyak dari biasanya, sehingga meningkatkan volume makanan di lambung dan memicu naiknya asam lambung ke kerongkongan.
  2. Penundaan Waktu Makan: Penundaan waktu makan selama puasa dapat menyebabkan peningkatan produksi asam lambung dalam lambung karena lambung tetap memproduksi asam untuk mencerna makanan, meskipun tidak ada makanan yang masuk.
  3. Jenis Makanan yang Dikonsumsi: Konsumsi makanan pedas, berlemak, dan asam dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memperburuk gejala refluks asam.
  4. Kebiasaan Minum: Minuman berkafein seperti kopi dan teh dapat merangsang produksi asam lambung, sehingga meningkatkan risiko refluks asam.
  5. Kebiasaan Merokok: Merokok dapat merelaksasi katup antara kerongkongan dan lambung (sfingter esofagus bawah), sehingga memungkinkan asam lambung naik ke kerongkongan lebih mudah.
Ilustrasi cegah refluks asam pada lambung

(Ilustrasi cegah refluks asam pada lambung, sumber: freepik)

Cara Mengurangi Risiko Refluks Asam saat Berpuasa

Selama bulan puasa Ramadan, perubahan pola makan dan gaya hidup dapat meningkatkan risiko refluks asam. Berikut adalah beberapa tips praktis untuk mengurangi risiko refluks asam selama bulan puasa:

  • Pilih makanan yang mudah dicerna dan hindari makanan berlemak, pedas, dan asam yang dapat memicu refluks asam. Sebaiknya, konsumsi makanan rendah asam seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.
  • Bagi makanan menjadi porsi kecil untuk mengurangi tekanan pada lambung. Hindari makan berlebihan, terutama saat berbuka dan sahur.
  • Minuman bersoda dapat meningkatkan produksi asam lambung. Sebaiknya, pilih minuman ringan yang tidak mengandung gas atau air putih.
  • Makanan pedas dan berlemak dapat merangsang produksi asam lambung. Sebaiknya, hindari makanan jenis ini saat berbuka dan sahur.
  • Setelah berbuka dan sebelum tidur, tidurlah dengan kepala agak miring untuk mencegah naiknya asam lambung ke kerongkongan.
  • Obesitas dapat meningkatkan risiko refluks asam. Jaga berat badan ideal dengan pola makan sehat dan olahraga teratur.
  • Merokok dan alkohol dapat merangsang produksi asam lambung. Hindari kedua kebiasaan ini selama bulan puasa.
  • Makanan yang rendah asam, seperti pisang, melon, brokoli, dan oatmeal, dapat membantu mengurangi risiko refluks asam.

 

Puasa Ramadan adalah waktu yang suci dan memberikan banyak manfaat spiritual bagi umat Islam. Namun, untuk menjaga kesehatan lambung selama bulan puasa, penting untuk memperhatikan pola makan dan gaya hidup yang sehat.

Dengan langkah-langkah sederhana seperti pola makan yang tepat dan menjaga keseimbangan cairan, risiko refluks asam dapat dikurangi. Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang merayakan, semoga bermanfaat dan tetap sehat selalu.(idm)

 

Baca Juga Artikel Sebelumya:

8 Tips Makan Sayur Agar Lebih Mudah Dicerna Tubuh

Bagikan Artikel Ini
Open chat
Hallo 👋
Ada yang bisa kami bantu terkait produk Freshmag?