Mual adalah gejala umum yang bisa disebabkan oleh berbagai kondisi, dua di antaranya adalah kehamilan dan asam lambung. Mari kita telaah perbedaan antara mual karena kehamilan dan mual yang disebabkan oleh asam lambung.
Mual merupakan salah satu gejala yang sering dialami oleh wanita hamil, terutama pada trimester pertama kehamilan. Namun, tidak semua mual yang dialami oleh wanita hamil disebabkan oleh kehamilan itu sendiri.
Beberapa kondisi lain, seperti asam lambung yang tinggi, juga dapat menyebabkan mual. Meskipun keduanya bisa menimbulkan sensasi mual, ada perbedaan khusus antara keduanya.
Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan perbedaan mual karena kehamilan dan asam lambung, serta memberikan informasi mengenai cara penanganan yang tepat untuk kedua kondisi tersebut.
Perbedaan Mual karena Kehamilan dan Asam Lambung
Mual Karena Hamil
Mual karena Kehamilan Mual yang terjadi pada wanita hamil seringkali disebut sebagai morning sickness. Namun, sebenarnya mual ini dapat terjadi pada siang dan malam hari juga.
Morning sickness ini biasanya terjadi pada trimester pertama kehamilan dan dapat berlangsung hingga trimester kedua. Gejala yang paling umum adalah mual yang tiba-tiba muncul, biasanya disertai dengan muntah dan perasaan tidak nyaman di perut.
Mual karena kehamilan disebabkan oleh perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan. Hormon hCG (human chorionic gonadotropin) dan estrogen yang meningkat dapat mempengaruhi sistem pencernaan dan menyebabkan mual. Selain itu, adanya pertumbuhan janin yang menyebabkan tekanan pada perut juga dapat memicu mual.
Mual Karena Asam Lambung
Asam Lambung Asam lambung yang tinggi, atau yang sering disebut dengan GERD (gastroesophageal reflux disease), merupakan kondisi di mana asam lambung naik ke kerongkongan.
Kondisi ini umumnya terjadi pada orang dewasa, namun juga dapat terjadi pada wanita hamil. Asam lambung yang naik dapat menyebabkan sensasi terbakar di dada, perut kembung, dan rasa mual.
Penyebab utama asam lambung yang tinggi adalah adanya tekanan pada perut, yang dapat disebabkan oleh kehamilan. Pertumbuhan janin yang semakin besar dapat menekan lambung dan mengganggu fungsi sfingter esofagus yang bertugas untuk mencegah naiknya asam lambung. Selain itu, kehamilan juga dapat menyebabkan perubahan hormon yang mempengaruhi kerja saluran pencernaan.
Cara Penanganan yang Tepat
Untuk mengatasi mual karena kehamilan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain:
- Makan dalam porsi kecil namun sering. Memakan makanan yang lebih sedikit dan lebih sering dapat membantu mengurangi mual.
- Hindari makanan yang dapat memicu mual, seperti makanan pedas, berminyak, dan berlemak.
- Perbanyak konsumsi air putih agar tubuh tetap terhidrasi.
- Cobalah untuk tidak berbaring setelah makan, namun tetaplah duduk atau berdiri selama setidaknya 30 menit setelah makan.
- Gunakan bantal tambahan untuk menopang tubuh saat tidur agar tidak terlalu tertekan pada perut.
Untuk mengatasi asam lambung yang tinggi, dapat dilakukan beberapa cara berikut:
- Hindari makanan yang dapat memicu asam lambung, seperti makanan pedas, asam, dan berlemak.
- Kurangi konsumsi kafein dan alkohol.
- Jangan makan terlalu banyak dalam satu waktu. Lebih baik makan dalam porsi kecil namun sering.
- Hindari makan sebelum tidur atau berbaring.
Itulah penjelasan mengenai mual yang disebabkan oleh kehamilan atau asam lambung. Keduanya memiliki gejala yang mirip, namun dengan penyebab yang berbeda. Jangan lupa ikuti tips diatas agar bisa mengatasi mual yang dirasakan.
Jika mengalami mual yang tidak kunjung membaik, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Semoga informasi ini bermanfaat dan tetap jaga kesehatan selama masa kehamilan.(IDM)
BACA JUGA ARTIKEL SEBELUMNYA:
Panduan Praktis untuk Mengonsumsi Air Mineral demi Kesehatan Lambung yang Optimal